Helio A20 vs. Unisoc SC9863A
Sejatinya, opsi chipset tidak hanya berpengaruh pada aktivitas gaming saja melainkan juga pada kemampuannya menjalankan tugas sehari-hari, seperti loading aplikasi, pemrosesan kegiatan fotografi, mengekstrak file kompresan, dan masih banyak lagi. Itu mengapa, penting untuk menelaah chipset mana yang lebih baik di antara Infinix Smart 5 dan Smart 6, terlepas keduanya sama sekali tidak ditujukan untuk gaming.
Adalah Infinix Smart 5 yang hadir di tahun 2020, mengandalkan SoC dari MediaTek yakni Helio A20 yang mengusung proses fabrikasi 12 nm. Ini merupakan salah satu jenis SoC MediaTek entry level yang paling sederhana, hanya menawarkan konfigurasi empat inti CPU saja alih-alih delapan.
Adapun keempat CPU tersebut adalah ARM Cortex A53 yang berlari pada kecepatan 1.8 GHz. Sementara itu, ia turut mengusung PowerVR GE8320 sebagai kartu pengolah grafisnya.
Chipset ini bisa dikatakan memiliki dapur pacu yang kurang memadai untuk standar zaman sekarang, sebuah hal yang akhirnya Infinix perbaiki pada seri generasi penerusnya yaitu Infinix Smart 6.
Meski berada di tingkatan entry level yang sama, namun setidaknya Infinix Smart 6 sudah membawakan Unisoc SC9863A yang hadirkan konfigurasi delapan inti prosesor, atau yang biasa disebut octa-core.
Kinerja chipset ini memang dinilai lebih baik dari sebelumnya. Tapi, kekurangannya terletak pada proses fabrikasi yang lebih tinggi yakni 28 nm. Sekadar informasi, tingginya angka proses fabrikasi secara umum berpengaruh pada tingkat efisiensi chipset. Adapun kartu pengolah grafisnya merupakan PowerVR IMG8322.
Untuk diketahui, sebuah sumber bernama NanoReview memaparkan hasil benchmark Helio A25 yang mencapai 89.418 poin saja (AnTuTu v9). Sedangkan, Unisoc SC9863A jauh lebih baik di angka 123.076 poin (AnTuTu v9). Kendati hanya berupa perbandingan hasil benchmark sintetis, jomplangnya kedua skor tersebut secara terang-terangan memberikan gambaran bahwa Infinix Smart 6 memang punya chipset lebih bertenaga dibanding Infinix Smart 5.
Perbedaan Infinix Smart 6, Smart 6 NFC, Smart 6 HD, dan Smart 6 Plus
Perbedaan fitur antarponsel umumnya muncul karena harga jual yang tak sama. Deretan HP Infinix Smart 6 Series pun begitu. Lalu apa saja fitur yang membuat masing-masing tidak serupa? Berikut penjelasannya.
Memori Smart 6 Plus Paling Unggul
Infinix Smart 6, Smart 6 NFC, dan Smart 6 HD disokong dengan RAM 2 GB serta memori internal 32 GB. Konfigurasi memori ketiga ponsel terbilang pas-pasan untuk ukuran zaman sekarang.
Namun, karena ketiganya memakai sistem operasi Android edisi "Go" yang ringan, pemakaian sehari-hari masih cukup memadai. Anda juga masih bisa menjalankan dua sampai empat aplikasi dalam satu waktu.
Di sektor ini, Smart 6 Plus adalah yang paling unggul. Pasalnya, ia dibekali RAM 3 GB berikut memori internal 64 GB. Karena RAM-nya lebih besar, HP ini punya kemampuan multitasking yang lebih oke.
Smart 6 Plus juga memakai sistem operasi Android edisi "Go". Meski demikian, ia masih dibekali fitur extended RAM untuk menambah RAM secara virtual hingga 3 GB. Jadi total HP ini bisa punya RAM 6 GB.
Fitur ini mungkin bakal berguna saat Anda ingin gila-gilaan membuka banyak aplikasi. Bisa juga berguna saat Anda memainkan gim yang agak berat.
Sementara itu, memori internal Smart 6 Plus dua kali lipat lebih lapang ketimbang tiga saudaranya. File foto, video, hingga aplikasi, akan bisa ditampung lebih banyak oleh si ponsel.
Adapun keempat ponsel memiliki satu kesamaan di sektor memori. Kesamaan itu adalah adanya slot microSD khusus yang bisa menampung memori hingga 512 GB.
Chipset UNISOC Vs MediaTek
Kelangkaan chipset yang terjadi akibat pandemi Covid-19 membuat berbagai produsen mencari jalan keluar. Salah satunya dengan menggandeng macam-macam pembuat chipset agar kebutuhan terpenuhi. Infinix yang tadinya identik dengan chipset MediaTek, kini mulai mencicipi chipset bikinan UNISOC.
Benar, Smart 6 dan Smart 6 NFC memakai chipset UNISOC SC9863A. Chipset 28 nm tersebut memiliki delapan inti CPU yang semuanya berbasiskan mikroarsitektur Cortex A55. Clock speed-nya bisa mencapai 1.6 Ghz. Chipset ini juga didukung GPU PowerVR GE8322.
Lain dari dua ponsel yang sudah disebut, Smart 6 HD dan Smart 6 Plus mengandalkan chipset MediaTek. Tepatnya MediaTek Helio A22 untuk Smart 6 HD dan MediaTek Helio G25 buat Smart 6 Plus.
Helio A22 merupakan chipset dengan CPU empat inti. Keempat intinya merupakan Cortex A53 dengan frekuensi 2.0 GHz. Chipset ini dibikin dengan proses manufaktur 12 nm. Adapun GPU yang dipakai adalah PowerVR GE8320.
Sementara itu, Helio G25 yang dipakai Smart 6 Plus bisa dibilang paling oke dibanding dua chipset yang dijelaskan sebelumnya. Chipset ini sudah memakai delapan inti CPU dengan mikroarsitektur Cortex A53.
Mikroarsitekturnya memang lebih lawas dibanding UNISOC SC9863A. Namun, clock speed yang bisa diraih Helio G25 mencapai 2.0 GHz. Chipset dengan GPU PowerVR GE8320 ini pun sudah menggunakan fabrikasi 12 nm.
Jumlah inti CPU suatu chipset berpengaruh pada kemampuan multitasking. Makin banyak inti atau core-nya, makin baik pula dalam menangani banyak aplikasi dalam satu waktu.
Sementara itu, proses fabrikasi atau manufaktur berimbas pada efisiensi konsumsi daya dan produksi panas. Makin kecil angka nanometernya (nm), makin kecil pula konsumsi daya. Produksi panasnya pun relatif lebih rendah.
Spesifikasi Infinix Smart 6 HD
Dear Hoteliers, kali ini saya akan membagikan info mengenai pengertian dari Casual On Call atau yang biasa disebut casual panggilan. Dalam dunia perhotelan, istilah ini sudah tidak asing lagi, karena hampir semua hotel pasti menggunakan Casual on Call pada saat tertentu.
Dalam menjalankan bisnisnya, volume kerja perusahaan kadang meningkat dari statistik biasanya. Load kerja sebuah hotel meningkat pada saat event perkawinan (wedding), pertemuan (meeting), ulang tahun (birthday), atau acara acara besar lainnya.
Dalam kondisi ini, tenaga kerja menjadi kritis. Karyawan tetap yang menangani pekerjaan rutin, misalnya waiter, kewalahan menghadapi kemauan pengunjung yang membludak. Dalam situasi ini, casual on call sering menjadi solusi bagi hotel yang memerlukan pasukan cadangan. Nah, oleh karena itu kebanyakan casual on call terdapat di departement F&B khususnya Banquet.
Dalam prakteknya, casual on call merupakan karyawan lepas yang jam kerjanya tidak tetap. Biasanya karyawan casual dibutuhkan untuk memenuhi keadaan sementara dimana volume pekerjaan meningkat, sementara karyawan tetap tidak cukup mampu untuk meng-handle situasi yang ada. Dan setelah kondisi kritis berkurang, karyawan lepas tadi ditarik mundur ke belakang garis bisnis. Jadi, casual on call ini bekerja mengikuti volume kerja perusahaan yang berubah-ubah sesuai kebutuhannya.
Dalam UU Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, juga Kepmenakertrans No. KEP.100/MEN/VI/2004, casual on call ini disebut juga karyawan harian lepas. Sesuai pasal 10 ayat (1) Kepmenakertrans, untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan, dapat dilakukan dengan perjanjian kerja harian atau lepas. Perjanjian ini juga menentukan, bahwa upah karyawan harian lepas tersebut didasarkan pada kehadiran karyawan.
Baik UU Ketenagakerjaan maupun Kepmenakertrans tidak menentukan secara spesifik batas maksimal jam kerja karyawan, sehingga batasannya mengikuti jam kerja secara umum, yang menurut Pasal 77 ayat (2) UU Ketenagakerjaan maksimal 40 jam dalam seminggu. Kalau hari kerjanya 5 hari dalam seminggu, maka karyawan harian lepas bekerja maksimal 8 jam sehari, atau maksimal 7 jam kerja sehari kalau hari kerja karyawan 6 hari seminggu.
Meski tidak mengatur jam kerja, tapi Kepmenakertrans mengatur hari kerja karyawan harian lepas. Ketentuannya, hari kerja karyawan adalah kurang dari 21 hari dalam sebulan. Jika karyawan harian lepas dipekerjakan selama 21 hari atau lebih selama 3 bulan berturut-turut, maka status karyawan lepas tersebut akan menjadi karyawan tetap berdasarkan PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu).
Seiring berkembangnya waktu, kini tak hanya HP harga selangit yang bawakan fitur-fitur dan spesifikasi keren. Bahkan dengan harga 1 jutaan lebih sedikit saja, Anda sudah dapat memiliki Infinix Smart 5 dan Infinix Smart 6 yang bawakan sensor dan fitur berguna untuk keseharian Anda.
Hadir di bawah naungan Infinix, ponsel-ponsel murah ini pastinya akan memberikan yang lebih. Ini karena Infinix memang sebuah brand yang sudah dianggap spesialis dalam hal produk murah meriah dengan fitur yang kadang buat konsumen tidak habis pikir, seperti layar segede gaban yang nyaris menyerupai tablet, ataupun sensor sidik jari di rentang harga 1 juta.
Nah, mengingat keduanya ini merupakan "kakak beradik" dengan nama yang nyaris sama, tidak ada salahnya mencoba memahami apa yang membedakan dua HP ini. Yuk, disimak sampai tuntas yang berikut ini!
Konektivitas, Kelengkapan Sensor, dan Kamera
Seluruh HP Infinix Smart 6 Series merupakan HP dengan dukungan jaringan seluler 4G LTE. Di luar jaringan seluler, jenis konektivitas yang didukung mereka berbeda.
Untuk Bluetooth, Smart 6, Smart 6 NFC, dan Smart 6 HD baru mendukung Bluetooth 4.2. Sementara itu, Smart 6 Plus sudah mendukung Bluetooth versi 5.0. Untuk urusan WiFi, Smart 6 Plus dan Smart 6 HD paling up-to-date karena keduanya sudah mendukung WiFi 5 Ghz.
Smart 6 dan Smart 6 NFC hanya bisa terhubung ke jaringan WiFi 2.4 GHz. Hanya saja, untuk NFC, tidak ada satu pun ponsel yang mendukung kecuali Smart 6 NFC.
Pembahasan soal konektivitas tuntas, mari beranjak ke kelengkapan sensor. Hal yang paling perlu Anda perhatikan adalah adanya sensor pemindai sidik jari. Sensor ini dimiliki semua ponsel kecuali Smart 6 HD. Untuk sensor lainnya sama. Keempat ponsel punya akselerometer, proksimitas, dan cahaya.
Terakhir soal kamera, satu-satunya pembeda dari keempat ponsel adalah jumlah lampu flash untuk kamera depan. Infinix Smart 6 Plus paling oke karena lampu flash-nya berjumlah dua dan ditempatkan di sisi kiri serta kanan. Lampu flash kamera depan saudara-saudaranya cuma satu.
Rentang harga keempat ponsel Infinix Smart 6 Series ini sama, yakni di bawah Rp1,5 juta. Namun, urutannya dari yang paling murah sampai yang paling mahal adalah Smart 6 HD, Smart 6, Smart 6 NFC, dan Smart 6 Plus.
Smart 6 HD dijual dengan harga Rp1.149.000, Smart 6 dihargai Rp1.249.000, Smart 6 HD dibanderol Rp1.299.000, dan Smart 6 Plus bisa dibeli dengan nominal Rp1.349.000.
Sebagai catatan, harga yang disebutkan di atas adalah harga ketika masing-masing ponsel dirilis. Harga ponsel bersifat dinamis seiring lama beredarnya di pasaran. Namun, kecenderungannya adalah turun.
Empat model dalam seri Infinix Smart 6 termasuk banyak. Bisa jadi Anda akan bingung memilihnya jika hanya membaca nama masing-masing ponsel secara sepintas. Di sisi lain, banyaknya model yang ditawarkan memiliki maksud agar konsumen tahu ponsel mana yang cocok untuk kebutuhannya.
Smart 6 Plus sebagai ponsel yang paling mahal tentu akan cocok buat mereka yang suka menonton film. Alasannya karena layar yang dimilikinya paling besar. Penggemar selfie juga layak mempertimbangkannya mengingat HP ini bisa hasilkan foto yang cerah berkat adanya dua lampu flash.
Memorinya pun lumayan besar sehingga bisa menyimpan banyak foto. Nah, kalau Anda adalah pengguna aktif jalan tol, Smart 6 NFC bisa jadi opsi karena ia mendukung NFC. Cek dan top-up e-money bisa Anda lakukan kapan saja dengan HP ini.
Adapun Smart 6 dan Smart 6 HD bisa dipertimbangkan untuk penggunaan yang tidak neko-neko. Kedua ponsel cocok untuk para pelajar dan orang tua yang baru belajar menggunakan smartphone.
Konfigurasi Kamera Depan dan Belakang
Selain performa, kedua smartphone ekonomis ini juga turut berbeda dalam hal kemampuan fotografinya. Infinix Smart 5 hadir pada dua versi yaitu model X657 dan X657C. Nah, untuk model X657 yang hadir di Indonesia, ia memiliki kamera utama sebesar 13 MP beserta dua lensa pendamping QVGA.
Sedangkan untuk varian model X657C, memiliki kamera 8 MP sebagai lensa utama dengan tambahan satu lensa QVGA. Entah apa yang dimaksud Infinix dengan QVGA secara persis, namun dugaan kami ini hanyalah kamera-kamera tambahan untuk keperluan dekoratif, alias gimmick.
Lalu, alih-alih memberikan peningkatan dari sisi kamera, sang perusahaan asal Hong Kong ini justru malah memberikan resolusi kamera yang lebih rendah pada Infinix Smart 6 yaitu 8 MP saja. Adapun sebagai lensa pendampingnya, ia hanya mengandalkan kamera 0.8 MP depth sensor untuk mengambil gambar bokeh. Sehingga, total kamera belakang yang dimilikinya hanyalah Dual Camera.
Secara kemampuan videografinya, keduanya pun sama-sama menyuguhkan resolusi hingga 1080p pada frame rate 30 FPS. Lain hanya dengan bagian depan yang menyajikan resolusi berbeda. Infinix Smart 5 hadir dengan kamera selfie 8 MP sementara Infinix Smart 6 hanya 5 MP. Pengguna bisa merekam selfie dengan resolusi 1080p, beda dengan Smart 6 yang hanya dukung video 720p.
Dilansir dari laman spesifikasi resmi kedua smartphone, Infinix Smart 5 tertera mendukung protokol WiFi IEEE 802.11 a/b/g/n/ac. Kami ingin memberikan penekanan pada "ac"-nya, yang menandakan bahwa Infinix Smart 5 memang telah mendukung dual band WiFi 5.
Berbeda dengan Infinix Smart 6 yang mendukung protokol IEEE 802.11 b/g/n. Ini artinya, ia hanya bisa terhubung dengan pita jaringan 2,4 GHz saja, tidak seperti Infinix Smart 5 yang sudah bisa terkoneksi dengan router yang berjalan pada 5 GHz.
Lalu, apa bedanya 2,5 GHz dan 5 GHz? Singkatnya, jaringan 5 GHz ini punya kecepatan internet yang jauh lebih tinggi, namun modem yang menggunakan jaringan ini hanya bisa meraih jarak gapai yang tidak begitu luas, seperti yang dilansir dari CenturyLink.
Dengan begini, Infinix Smart 5 adalah opsi yang lebih baik jika Anda membutuhkan koneksi internet yang kencang. Jika Anda memilih Infinix Smart 6, mungkin akan mengalami kendala terkoneksi ke internet pada beberapa tempat publik seperti kafe restoran yang sudah beralih ke router WiFi 5.
Tahukah Anda? Infinix Smart 5 dan 6 rupanya sama-sama dibekali dengan sensor sidik jari terlepas dari harganya yang hanya 1 juta lebih sedikit. Ini sebuah pertanda kalau kedua ponsel tersebut jelas lebih baik dari mayoritas HP 1 jutaan lainnya.
Adapun sensornya ini terletak di belakang bodi alih-alih di samping menyatu dengan tombol power. Alhasil, keduanya menampilkan sebuah ceruk di belakang yang mempengaruhi sisi estetika desain bodi. Namun hal ini tidak masalah, adanya sensor sidik jari saja sudah kabar bagus, bukan?
Dua ponsel ekonomis tersebut pun menggunakan filosofis desain yang agak sedikit berbeda, contohnya saja pada Infinix Smart 5 yang menampilkan pantulan cahaya dengan pola berbentuk segitiga tanpa alas, sedangkan Infinix Smart 6 hadir dengan pola yang mirip zigzag, walau sebenarnya bukan zigzag sepenuhnya, sih.
Adapun di bagian modul kameranya, kami pribadi lebih menyukai desain pada Infinix Smart 5 dengan latar berwarna hitam. Membuatnya tampak seperti ponsel-ponsel premium di kelas menengah. Infinix Smart 6 yang dirilis lebih baru justru malah hadirkan modul kamera dengan desain lebih "apa adanya", berformat 4 x 4 yang sudah banyak dijumpai pada HP lain di kelas yang sama.
Desain Penutup Belakang
Desain keempat HP Smart 6 Series bisa dikelompokkkan menjadi tiga jenis. Smart 6 dan Smart 6 NFC sama, sedangkan dua yang lain punya corak masing-masing. Langkah paling mudah untuk mengetahui perbedaan tiga jenis desain ponsel-ponsel ini adalah melihat bagian belakangnya.
Pada bagian belakang Smart 6 dan Smart 6 NFC, terdapat tekstur yang disebut Infinix sebagai "Gelombang Aurora". Tekstur ini berkilau saat terkena paparan cahaya. Membuatnya cukup menarik perhatian
Corak lain yang ada di sisi belakang kedua HP adalah modul kamera mengotak dengan warna selaras penutup belakang. Ada juga sensor pemindai sidik jari yang ditaruh di sisi tengah atas.
Untuk Smart 6 HD, penutup belakangnya tampak minimalis. Tidak ada tekstur seperti Smart 6 dan Smart 6 NFC. Namun, penutup belakang HP ini punya dua polesan sisi gelap dan sisi terang. Wilayah sisi gelap segaris dengan modul kamera belakang.
Hal lain yang membuat sisi belakang Smart 6 HD terlihat minimalis adalah tidak ada sensor pemindai sidik jari. Infinix menyebut desain HP ini dengan "Aura Waves". Sisi belakang Smart 6 HD juga punya sifat memantulkan cahaya, sehingga tampak berkilauan.
Mengenai Smart 6 Plus, desainnya terlihat paling moderen. Sisi belakangnya minimalis dengan tepian yang rata (flat). Modul kameranya kotak memanjang dengan kelir hitam. Hanya ada dua lensa kamera besar di modul tersebut.
Ada juga sensor pemindai sidik jari di dekat modul kamera. Infinix menamai desain Smart 6 Plus dengan "Elegant Skyline Mirror Design".
Adapun sisi keempat ponsel mirip-mirip saja karena sama-sama memakai kamera depan ala tetesan air. Hal pembeda di sektor desain berakhir pada dimensi.
Smart 6 dan dan Smart 6 NFC punya dimensi 165.4 x 73.4 x 8.8 mm dengan bobot sekitar 195 gram. Lalu Smart 6 HD memiliki ukuran 165.64 x 76.4 x 9.05 mm berikut bobot 228 gram. Terakhir Smart 6 Plus berdimensi 172.6 x 77.7 x 8.7 mm dengan berat 202 gram.
Keempat ponsel sama-sama memakai layar berpanel IPS LCD yang resolusinya HD+ dengan refresh rate 60 Hz. Kendati demikian, bentang layar yang diberikan Infinix kepada keempat produknya tidaklah sama.
Ponsel dengan bentang layar paling lebar adalah Infinix Smart 6 Plus dengan 6.82 inci. Rasio layar banding bodi HP ini tinggi, mencapai 91%. Layar Smart 6 Plus punya tingkat kecerahan sekitar 440 nit.
Sementara itu, layar Smart 6, Smart 6 NFC, dan Smart 6 HD sama-sama berbentang 6.6 inci. Ukuran itu sedikit lebih rendah ketimbang diagonal layar Smart 6 Plus. Namun, layar ketiga ponsel malah sedikit lebih cerah dengan tingkat kecerahan puncak 500 nit.